Senin, 30 Desember 2013

Apa aku salah?

Apa aku salah mendiami keutuhan hatimu di sisa setiap pembulu hatiku?
Apa aku salah berdiri di antara kau dan dia sekarang?
Apa aku salah memulai semuanya dengan menempatkanmu di sepanjang pikiran ini?
Apa aku salah membabi butakan perilaku romantisku di hadapan semua indra mata?
Apa aku salah jika terus mengikuti bayangmu meski pijakanmu bermutukan dia sekarang?
Apa aku salah ketika bayangan nakalmu masuk ke dalam pemikiranku, dan aku terhanyut di khayalnya?

Senin, 23 Desember 2013

Menjauhlah Pendatang Rasa

Pergilah pendatang rasa
Terasa memakan cercaan bak hakim menuntut pembela
Menjauhlah turunan pembawa rasa
Tak puaskah bibirmu membekaskan noda yang tak berbekas

Bela saja bias cahaya dirimu
Sampai roda waktu yang akan membenarkan
Akhir mana yang ingin luka,
Tentu di balik sebuah kenangan terselip nama yang di selalu di kagumkan

Haruskah pena tidak menyatakan sebuah karya
Panggilanmu yang kini teramat maya untuk di rindu
Sang pencipta......
Jika dia bukan satu-satunya hawa yang tercipta di hati,
Bukalah setiap pesona wanita berdasakan rasa yang aku bulatkan
Pabila dia mungkin hanya satu-satunya,


Rekatkanlah hati ini hingga berbangga diri

Minggu, 22 Desember 2013

Selamat Hari Ibu



Mengapa garis bibir ini bergemetar riuh rantah
Ketika seseorang yang pertama aku lihat senyumnya adalah
Ibu..........
Dari mana aku bisa melihat bumi, tanpa perjuangan darimu
Sebab, goresan tangan ini belum bisa membesarkan namamu
Saat raga ini menunjukkan kelelahan, nalurimu bersikeras menunjukan kepedulian
Kapan massa itu akan tiba?
Dimana hanya keberhasilan yang aku raih hanya untukmu
Secarcik selimut yang menebalkan kehangatan di malam hari,
Petuah kebangkitan dari sikap kefrustasian dalam hari yang sulit,
Dekapan ketenangan yang hanya ada satu dalam dunia,
Entah aku yang bodoh atau tak peka dalam lingkup yang sedehana itu
Aku seakan melunakkan jejak ini
Di dalam setiap pijak terkadang aku melupakanmu,
Di tiap nafas yang aku resap bahkan engkaulah nyawa yang tak terhenti berucap
Ajarkan aku pada rasa yang melekat erat dengan alam dan akhirat
Seperti pohon yang hanya berdiam tinggi namun memberi nafas bagi penikmat bumi
Ibu...............
Selagi nafasmu masih bekerja dengan baik,
Rasanya aku tak ingin melepas pengerat rasa cintaku padamu
Bahkan harus menggantikan organku yang masih utuh untukmu
Selamanya engkau yang hanya peduli tentang diri ini
Selamanya engkau yang hanya mengetahui alur air mata ini mengapa tercipta
Selamanya engkau yang hanya mengerti tentang perbuatanku salah atau benar
Cause forever you the one and only, you’re everything to me!
So much love you MOM!

Rabu, 06 November 2013

Dalam Gelap ( Tsunami )


Tidak adakah kabar yang lebih gembira
Di balik semua pemusatanku tentang langkah penyendirianku kini
Aku seakan memakan lupa,
Bagaimana mengenyam kasih sayang dari seluruh penjaga rasa
Langkah kecil ini terasa ingin menari
Dengan dentingan nada lembut dari mereka yang sudah tenang di surga
Dalam gelap…
Aku mencoba menghafal seluruh ribuan kata pemisah dari jarak aku dan mereka
Dalam gelap…
Aku berandaikan mereka dapat menghangatkan tubuh ini secara lembut
Dan dalam gelap …
Doa yang aku lafalkan akan meneduhkan mereka dalam dunia beda
Tentang kolaborasi petang itu terhadap gelombang penuh kekuatan
Raga ini yang masih begitu kaku,
Sangat begitu merasakan di balik mereka yang tergeletak lemah
Kekuatan besar yang memaksa kita berlintas deras air mata
Mungkin pola waktu bisa mengembalikan keadaan
Dengan kekuatan besar-Nya mempertemukan kita di mimpi
Ibu,
Aku mengandaikan tangan lembutmu menyentuh dalam peragaan ini
Ayah,
Aku ingin lebih menyaksikan tawamu yang dapat membuat bibir ini tidak kaku

Minggu, 03 November 2013

Ragam Indonesia


Ternampak cermin di hadapan ini melontarkan apapun kekayaan
Aku melemah,
Ketika sebuah gumpalan air perlahan jatuh dalam pijakan hijau daun
Mendasar dalam setiap pengetahuan
Namun,
Merdeka dalam seluruh aspek
Aku menghakimi nadiku,
Saat ke apatisan ini melekat pada dinding pembentuk logika
Harapkan pemilik negeri tidak hanya pada satu titik
Dengan arwah pemijak tanah di tiap harinya,
Kami disini akan merangkul apapun yang berkait erat dengan negeri tercinta
Kini silahkan salahkan pembangkit jaman
Nadakan pemberontakan pendasaran harapan terbaik
Bukankah kita mengental dengan filosofi dasar penyatuan
Bahasa kita bahkan berbeda dalam setiap pelantunan kicauan
Kebudayaan yang secara harfiah terus terlahir tanpa pemanggilan
Penciptaan keragaman dalam dialy bentuk persatuan
Aku….
Mengatasnamakan bangsa yang menjelma dari perkembangan
Bahkan periodik kemajuan yang akan hinggap pada setiap nadi merah putih

Rabu, 30 Oktober 2013

Anak Peri (Gelandangan)

Bagaimana cara jumlah kuadrat mereka bertumbuh di tiap harinya
Betapa berseraknya rintihan doa yang tercipta dari garis tepi
Terlebih menuaikan harapan yang memudar tanpa wujud perelasi
Inilah kesungguhan negeriku
Di balik penguasa asa,
Terselip kerumunan anak peri yang ingin terbang tinggi
Sampai kapan mereka terus menetas deras
Jungkitkan pendobrak kebesaran hati
Sumpahkan nurani diam yang berujung pengandaian periang
Kesungguhan senyum mereka, pun dengan arwah penanggung mimpi
Bagian yang akan di nikmati bagi pemisah waktu kelak
Di antara gubuk yang terus memudar
Dan selang penikmat rasa pembangkit yang terus menggebu
Aku meyakinkan harapan mereka yang di bulatkan akan menjadi pemicu
Teruskan analogi kalian yang mengakarkan gelombang positif
Bagian yang akan menghinakan para penguasa asa
Jadilah sebuah bintang kecil,
Melintas deras dengan penuh keyakinan
Dengan perubahan wujud menjadi bintang besar yang akan menerpa pijakan masa depan

Rabu, 23 Oktober 2013

Tunduklah Kau Koruptor



Hukum kuasa telah beradu
Malaikat ramah bermetamorfosa dengan penguasa logika
Landasan pemikir mana sanggup mencerdaskan naruni pengampunan
Dimana letak pembisik para durjana pembangkit bangsa?
Di antara gorong-gorong petang,
Aku adalah pengharap negeri terang dalam gelap
Campuri dosa dengan nada muka palsumu duhai koruptor!
Sampai dimana engkau memalukan titisan keturunanmu
Akuilah perbudakanmu dalam cerminan diri
Pijakkan dalam setiap kelonggaran sel-sel positifmu bahkan telah memudar
Andai penuaan pemikiran dapat segera di percepat,
Mungkin bingkai bangsa menyerupai keindahan
Sadarkanlah para penyodok harta, kaula muda!
Waktumu adalah selamanya mengarkarkan kepercayaan
Merekalah hanya sebuah permasalahan kecil
Sodorkanlah keberanian kita, pemuda bangsa!





Selasa, 22 Oktober 2013

Harga Mati! INDONESIA


Ketika senja mengatakan kesanggupan menyanggupi hari
Parameter sendu yang melekat erat di awal hari
Tersanggup menati nalar yang berawal ketat dengan nasihat
Engkau… para kuasa kuat yang mampu menciptakan bangsa
Sampai hati tak bisa meringkas kenangan besar yang kau buat
Kendati aku hanya titik di balik banyak titik kesempurnaan,
Sebuah harga matiku mengakarkan harapan Indonesia yang terus berjulang
Teruntuk kalian… para pecandu dunia yang bersikeras memaksa kehendak diri
Mudahkah kalian membingkai bangsa dalam lingkar kemajuan?
Dasarkan filosofi dalam setiap langkah
Tuntutlah para roh kuasa kuat dalam raga utuh yang kalian miliki
Harmonikan nada perjuangan dalam setiap keadaan
Bungkus semua dasar yang mendasari perbudakan di bangsa ini
Bukannya aku dan kalian para penikmat bangsa untuk sekarang?
Tidak… Indonesia bukanlah dasar dari penikmat kehayatian
Kita semua adalah proses dari pekerja penyelaras bangsa
Kelopakan mawar pada satu sisi, temukan kewangian lebih yang tertutup
Lihat… bangsa kita mempunyai banyak sisi untuk hidup
Warna bahasa yang memayoritaskan kita menjadi paguyuban terbuka
Letakkan cermin pada setiap dinding yang akan kita hadapkan
Ajukan bahwa kita yang seharusnya menjadi kuasa kuat pada re-generasi ini
Terkutuklah para pemikir logika dan pengkritik negeri
Kicauan mu bak air tanpa rasa
Kini selipkan setiap langkah pada rotasi penyemangat
Hey pemuda!
Lencanakan pakaian kalian yang seharusnya kalian pakai
Bergeraklah pada setiap bidang menyerumput rindang
Engkaulah milik bangsa
Kuatkan pijakanmu dalam pemisalan sebuah individu yang utuh
Jika kau ingin meledak pasca molotov yang ingin bekerja
Terapkanlah….
Pelit rasa mungkin tak pernah ku beri,
Sajak rindu yang selalu menggebu bila tidak menapak pada tanah ini
Demi toleransiku yang akan ku buat sendiri,
Akan ku buat engkau memewahkan setiap kekayaan yang kau punya
Dan demi nyawa yang menghembuskan nafas di tiap hariku,
Sebuah cinta yang tidak pernah putus akan aku persembahkan




Jumat, 04 Oktober 2013

Jarak menjadi faktor dalam Persahabatan.....

Ini bahkan tidak ku percaya sama sekali, menuntut kesenangan yang terus mengelilingi kesendirianku saat bersama kalian. Aku adalah contoh dari beribu alasan manusia menemukan kenyamanan, pun bagiku yang merasa nyaman saat selalu bersama kalian.

Persahabatan…

Apa kalian mendasari anonim kerinduan ketika jarak kini menjadi penghalang? Tuhan berkata lain saat pemanas rasa ketoleransian kita sudah saling bermunculan di antara masing-masing, aku menyayangi kalian, tidak bagi jarak yang harus menelantarkan rasa yang berserakan ini.

Aku masih mengingat semua kenangan kita, ke ikut sertaan massa yang menjadi tolak pemikiranku. Jika aku memenggal nada kerinduan di balik pemusatan tersudut, apa kalian ikut merasakannya pula? Ku harap begitu. Media apakah yang bisa memutar balikan semua kebersamaan kita? Dengan simulasi pertemanan yang ku jalani sekarang, rasanya tidak cukup menggantikan kehadiran kalian dengan mereka.

Ini jalanku dan jalan kalian, meski jarak adalah faktor yang paling jahat menanam bibit pengrusakan rasa, aku akan mengalahkannya. Aku percaya kalian pun akan meniadakan waktu luang menjadi pertemuan indah kita kelak. Sebab khayalan imajinasiku selalu bekerja sama dengan baik dengan hati, tentu pemikiran masa lalu tidak bisa cepat di lupakan.

Tangisan, kegembiraan, letupan emosi, letupan keinginan dan cita-cita yang sering kita celotehkan bersama, bahkan nalar kalian yang tega merasuki tubuh saat kita tidak bersama kalian, kini rasanya sulit merasakan itu semua. Mengingat jarak lagi-lagi yang dengan jahat merauk semua rasa kita.

Tuhan…. Jadikan kami menjadi rasa yang satu untuk selamanya. Jangan mainkan perenkarnasian kejadian di setiap kami lupa satu dengan yang lainnya. Sebab kami hanya manusia yang mengartikan persahabatan adalah landasan kami mengepak bumi dengan keceriaan. Aku tidak akan mengecewakan mereka dengan perbuatanku, demi tinta yang berjejak hitam, akan ku putihkan dengan selembar kain dari dasar hati ini, demi angin yang menghempas pepohonan, akan ku kokohkan akar di dalamnya, dan demi pantai yang tak tahu ujungnya, akan ku bawakan kalian penyelaman mimpi sebagai dasar dari perwujudan.

Aku menyayangi kalian dimana pun waktu memberdayakan aku melupakan kalian dalam sekejap.

- @ferdyrobiyanto


Sabtu, 28 September 2013

Cinta dengan hati, Bukan dengan mata

Seberapa besar kamu menyukai keadaan aku? Sama sekali aku bukanlah penjamin kebahagiaan di setiap malam yang terus menggelapi. Kamu tahu hal besar apa yang mampu mengutuk aku untuk memberikan senyum yang tak pernah lelah? Adalah ketika kamu meminjamkan separuh hatimu untuk aku penuhi dengan kenangan-kenangan saat kita menjalani hari. Pagi, siang, dan malam, ialah landasan kita menghempaskan harapan sekencang-kencangnya di kala mata menutupkan pemejamannya, hanya gerakan hati yang melambung tinggi di dunia pengharapan cinta yang sering orang bilang. Kita adalah harapan untuk menghadirkan cinta yang tidak mempermainkan ketulusan.

Bukankah ketulusan itu lumrah bagi setiap orang ?

Memang !!!

Tapi bagi mereka yang sudah memahami untuk apa cinta itu terlahir. Cinta bukan dari mata, melainkan dari penutupan mata yang tertutup. Bukankah orang buta bisa merasakan cinta tanpa bisa melihat? Aku lebih memilih orang buta di banding dengan para lelaki yang hanya mengandalkan mata untuk mereka menangkap cinta.

Tunggu….

Sebelumnya aku ingin menceritakannya kepada semua. Aku buta, tidak bisa mengerjakan sesuatu yang berhubungan dengan mata. Tapi aku tidak pernah menyesali dengan apa yang terjadi padaku sampai sekarang. Aku masih bisa menjalani aktivitas seperti orang biasanya, termasuk cinta. Kalian tidak akan pernah tahu bahwa cinta bekerja pada hati, bukan dengan mata. Aku akan membuktikannya dalam satu hal.
Aku seperti lingkaran, tidak ada pemutusan di sepanjang garisnya. Begitulah skema yang sering aku terapkan pada sebuah cinta. Jika kita mempunyai pasangan, apakah dia akan selalu aman saat tidak di sampingmu? Aku tidak akan menjamin bahwa Ia akan baik-baik saja. Dunia tidak seindah dongeng para pangeran-pangeran dan permaisuri, ini adalah dunia nyata yang menyaksikan jutaan manusia terus mencari cinta sejatinya. Sampai sekarang aku tidak pernah tahu hal besar apa yang merasuki ragamu bisa mencintai sosok seperti aku? Dengan penuh kejelasan bahwa aku mempunyai banyak kekurangan. Kamu selalu menjawabnya dengan penuh gerakan lembut di pipiku, membisikan pada telinga kananku, cinta adalah anugerah terindah yang di sampaikan Tuhan lewat diriku, kamu memintanya dan Tuhan mengabulkannya. Aku datang untuk menyambut cintamu.

Sering kali aku merasakan malu dengan kekuranganku ini saat menghadapi orang-orang yang engkau sengaja kenalkan. Aku merasakannya, sebuah ketulusanmu yang tak pernah padam dari sosok dirimu. Rasanya aku ingin membalas cintamu ini dengan kemampuanku yang tidak begitu kuat ini. Ya aku tidak lebih memberikan senyuman yang hangat di sepanjang harinya. Meski sampai saat ini aku belum bisa melihat wajahmu di pengharapan mataku yang terus menerus mengharapkan penerangan di gelap yang terus menyelimuti.

Aku memiliki apa yang orang lain belum tentu memilikinya, pun dengan mereka dengan kelebihannya masing-masing. Aku mempunyai ketulusan mencintaimu, tidak akan pernah lelah mencintaimu di sepanjang kita bersama. Berusaha menjagamu dengan kekuranganku. Aku tidak akan memandang aku buta, aku bangga menjadi buta, dengan kelebihannya mencintai seseorang tanpa penglihatan, itu hal yang sangat luar biasa. Dan aku pun percaya pada ketulusan hati.


Kamu adalah alasan yang sering muncul di alam sadarku, menerawangkan dan menyanyikan nada-nada suaramu yang terdengar tidak begitu merdu. Adalah penghangat malam yang tidak terlihat raganya. Adalah penikmat kata-kata yang sering aku eluhkan. Adalah pemaham hati dimana cinta seharusnya bekerja dengan tulusnya. Kamu adalah pilihan terbaikku. Terima kasih selalu menjadi teman hidupku.

- @ferdyrobiyanto

Rabu, 25 September 2013

Semisalnya Kamu Datang

Semisalnya Kamu Datang

Dengan nafas yang menurunkan sedikit ketidak berdayaan
Aku akan sanggup menjadi bagian malam yang akan engkau hangatkan.
Tempat simulasi pemisahan kita entah mengapa begitu sangat jauh
Kuatkan kerinduan ini Tuhan yang terus aku ciptakan sendiri.
Lampu pijar, kilauan sinar mentari, bahkan ratusan tetes hujan seakan mengajakku menari
Melengkapi dan menjaga kesepian yang melumuti dasar hatiku tanpa hadirmu.
Bagaimana aku merasa, bagaimana kamu merasa
Kita terlebur sama-sama merasakannya, jadilah kita sebagai penikmat perasa kerinduan.
Semisalnya kamu datang, akan ku bawa kamu dalam fantasi kesungguhan bercinta.
Semisalnya kamu datang, dekapan tubuh ini takkan mungkin lepas oleh sentuhan biasa.
Semisalnya kamu datang, namamu kini takkan tergantikan kembali.
Aku lelah menjumpaimu lewat mimpi,
Tanpa canggungnya kita melewati perputaran dunia yang begitu berbeda.
Terlebih dengan kicauan suaraku yang terus memanggil namamu di keadaan lelap.
Semoga harapan bisu yang mengantarkan aku pada pendeskripsian masalah yang kita hadapi bersama
Dengan melibatkan waktu dan jarak, aku mengharapkan kehadiranmu datang disini.

Minggu, 08 September 2013

Perngorbanan Bodoh

Menit demi menit aku termakan di dalamnya
Tidak lebih akan menunggumu di tempat yang istimewa ini
Mohon sadarkan aku yang terus memutarkan kenangan bersamamu
Maafkan semua organku yang merindukan dekapan tangan darimu
Cinta tak memandang kebodohan
Begitu pun aku yang terjerat kebodohan selalu menunggumu

                 Semisalnya aku tidak bisa melupakanmu
                      Apa aku harus salahkan pengabdianku pada ketulusan cinta?
                           Satu jam saja aku menuntut mimpimu agar kita berjumpa

Tidak mudah menjumpaimu dalam dunia nyata
Terasa begitu sulit melihat dirimu yang kini sudah bersamanya disana
Resapkan kerinduanku ini pada ujung pusat hatimu
Demi dunia yang akan terus berputar dan demi keadaan yang akan terus menghujatku
Pilihanku untuk melupakan dirimu begitu cepat adalah salah
Semakin aku mencoba melupakan, cinta ini semakin mengakarkan kekuatannya

                Aku lelah bila terus menunggumu tanpa sebuah isyarat
                     Mungkin pengorbananku hanya sebatas lelucon bodoh
                          Terima kasih untuk dirimu yang telah menghadirkan cinta
                               Namamu akan kuringkas istimewa dalam hatiku

Rabu, 21 Agustus 2013

PENGAGUMAN

Ketika aku mengenal sebuah cinta, apakah cahaya itu kamu yang dengan mudah masuk dalam dimensi cinta ku? Menyelip di antara celah pembukuan dalam memori kecilku. Pengisian namamu di dalam hatiku memaknai berjuta pengertian, dalam pengkajiannya memiliki unsur melapisi bagian-bagian dari cinta.

Aku tersenyum padamu…..

Melewati pelunakan bibir merah mudamu dan memakan ke mengapan laki-laki yang ada di sekitarmu. Ingin sekali aku mengecupmu pada saat itu. Terkadang aku juga tidak begitu mengerti dengan pesona rambutmu yang begitu lurus, hampir menyaingi garis vertical yang merujukan arahannya.

Ah… sepertinya aku sudah cukup melihatmu hari ini. Aku tidak akan bilang bahwa hari ini adalah hari terbaikku bisa melihat senyummu lewat sela-sela pengintaian. Dinginnya hari ini tidak sejalan dengan hangatnya aktivitas yang menyelimuti keseharianku memanjakan penilaianmu di hari-hari. Termakan maaf bila seandainya kau tahu, aku memata-mataimu dengan harapan kekosongan.

Lihat… aku menghakimi diriku sendiri. Aku tidak bisa merangkum namamu di penggenapan hati yang membentukan kelenturannya. Ini sama saja seperti seekor kelinci yang melakukan ketertarikannya terhadap seekor burung merpati yang bisa terbang tinggi. Sangat mustahil.

Aku melewatkan kehadiranmu……

Di saat sore menenggelamkan pusat tata surya, demikianlah parasmu menghilang seterpa garis langit yang menghitamkan warna dinding langit. Kau makhluk seperti apa? Di keadaan maya kau berani memunculkan kecantikanmu, di penghadapanku kau enggan membukakan pesonanya dengan keramahanmu.

Bagaimana aku menciptakan pengaharapan doaku pada sebuah kaleng rongsokan, dengan di dalamnya di isikan semua pengaharapanku mengagumi keindahanmu. Dan kuasa airlah yang akan menentukan kemana ia akan menguasai semua doa yang banyak di kabulkan oleh-Nya. Sungguh mustahil.

- @ferdyrobiyanto

Rabu, 07 Agustus 2013

"RINDU"

Dunia merenkarnasikan sebuah pola
Bentuk ajalku yang masih mempertanyakan kesendiriannya
Desau namamu yang terlalu berdering keras di sekitarku
Terpujilah sanubarimu menyuarakan sedikit namaku
Dibalik peniadaanmu terselip pemusatanmu
Dibalik kesedihanku ku melihat kesenanganmu
Seakan demi hari ku berpuasa cinta
Menjiplak kesetiaan yang tak bertujuan
Kehilangan akal untuk aku bisa menyenderkan bahu
Terasa aku ingin melumpuhkan sistem cintaku
Aku merindukanmu…..
Melewati suara, pergerakan sepuluh jarimu mendekap semua jariku
Lirihkan telingamu dalam dasar penuntutan
Menyederhanakan cinta yang begitu rumit

Kamis, 04 Juli 2013

Kegelapan Hari Di Pulau Jawa

            Ketika mata yang enggan untuk melepaskan dari kegelapannya. Ketika lapisan busa yang terkesan sengaja melapisi tubuhku dengan penuh kenyamanan. Ketika pergerakan tubuh ini yang mampu memutarkan tulang demi tulang untuk di bunyikan. Entah.... pagi ini sungguh terkesan aneh, kulihat dari sudut kecil jendela sinar mentari enggan melukiskan cahaya kuning yang biasa terpancar. Terlebih dengan ketidakhadirannya suara ayam yang berkokok merdu dengan nada do-re-mi-fa nya. Cukup aku merenggangkan seluruh tulang-tulangku. Mulailah aku bergegas untuk menuntut sebuah matahari untuk keluar dari persembunyiannya.

            “Kemana kau wahai pemberi cahaya?”, tanyaku dengan penuh perhatian.
            “Ini sudah jam biasamu untuk menerangi kehidupan”.

            Kulihat para keindahan bunga sudah melampaui batas kesedihannya, mereka ingin menyuarakan hak kehidupannya seterpa Ia harus menghirup penyinaranmu. Lihatlah bunga mawar itu, Ia seperti memberi pertanda akan menggambarkan sebuah kronologi kematiannya, dengan kelayuannya yang hampir tidak menyerupai keindahan seperti biasanya.

            Dengarlah…. Kehidupan di pijakan bumi ini sebagian kecil berunsur dari penyinaranmu. Aku tahu terkadang atau banyak manusia yang enggan untuk melihat kau muncul di langit yang sangat luas ini, tapi yakin dan percayalah, engkau masih beribu sangat di perlukan untuk kurindukan di sepanjang engkau membulatkan cahayamu. Lihatlah mereka yang acuh meniadakanmu, dia seperti meliburkan daya keringat di sepanjang harinya.

            “Apa engkau masih bersikeras untuk tidak muncul wahai penerang?”.

            Aku tahu semua kembali pada sosok sang pencipta, tentang kemunculan dirimu atau tentang persembunyianmu secara sementara ini. Memang Tuhan yang mampu menggenggam semua perkendalian dirimu, bahkan Tuhan yang mampu membuat bumi bisa menjadi persegi panjang. Di balik semua itu aku dan mereka semua merindukan sosok penerangmu. Sosok kepanasanmu yang melebihi sosok pemanas air di pembulatan energi.  Dan aku ingin saat aku membuka mata di esok hari nanti, ada cahaya kuning yang muncul melewati celah jendelaku. Saat itulah aku ingin mengibarkan badanku untuk bersetubuh dengan kehangatanmu.

Cepatlah kau kembali MATAHARI
Aku dan mereka merindukanmu………

Rabu, 03 Juli 2013

Ingatkah Diri-Nya?


            Ini langkahku. Mengepakan kedua lentera alam bawah sadarku untuk memasuki setiap detik keagungan Tuhan. Keistimewaan-Mu yang mampu menciptakan bumi besertakan kejadian yang ada di dalamnya, cukup membuatku termanga melebarkan goresan bibir ini dengan sendirinya. Dan mungkin perbedaan naluri perempuan atau laki-laki yang mendasari suatu Agama di mata-Nya sama, tanpa meperbedakan suku, ras, budaya, atau perbedaan lainnya, di penglihatannya semua sama.

            Aku mulai mengenal-Mu sejak aku masih menjadi benih, ketika aku mulai di bentuk dari sebuah pergerakan suruhan-Mu yang mampu menciptakan suatu bentuk yang begitu sempurna, sejak aku di temani oleh dinding-dinding yang sangat gelap, di temani percakapan oleh tali pusar ku yang masih panjang menggeliat di tubuh ini. Inilah salah satu bentuk kebesaran-Mu yang mampu menciptakan diriku sesempurna ini. Aku bersyukur telah terlahir di dunia ini, melihat warna-warni indah di pelataran belahan dunia yang sangat luas ini. Menghirup perubahan warna langit yang menciptakan kaloborasi warna yang begitu indah. dan mampu menerbangkan semua angan untuk sebuah masa depan yang di inginkan.

            Kini nama-Mu telah memudar seterpa perubahan jaman yang makin tidak memasuki akal. Goresan setiap nama-Mu di seluruh tinta hitam di atas kertas sudah tidak di kumandangkan seperti interval biasanya. Ampunilah setiap kenakalan yang mereka perbuat Tuhan, khususnya aku yang lebih memilih untuk diam agar bisa bercengkrama dengan keutuhan-Mu yang sebenarnya dekat tapi terasa jauh. Mungkinkah kau akan menunjukan hal besar apa yang mungkin akan kau tunjukan agar manusia ingat kepada-Mu. Mereka enggan untuk mensosialisasikan kekerabatan mereka di rumah-Mu yang begitu damai, malah yang kini sekarang tergambar mereka hanya bercengkrama hanya melalui social media. Jelas, sebuah perubahan jaman yang tidak meletakkan nilai keagamaan yang hanya berlandaskan pada nilai keburukan. Aku tidak mau membayangkan kejadian apa yang ada di depan nanti, entah akan menambah buruk atau justru lebih mengedepankan nilai keagamaan.

`           Demikian aku menyebut-Mu sebagai arwah yang menuntun aku melangkahkan kaki di tepi pijakan. Setiap pelajaran-Mu yang mampu membiaskan cahaya gelap menjadi cahaya terang, terlebih bahkan mampu menyulap bumi menjadi suatu surga untuk kaum yang menjalani hidup positif. Tatkalah aku tidak mampu melewati suatu peristiwa yang hanya bisa mengadalkan pertolongan-Mu. Aku hanya sebagian dari berjuta makhluk yang di ciptakan-Mu dari tanah, dari berjuta itulah aku harus melewatkan dan bersaing untuk mendapatkan suatu tempat yang layak. Khususnya di tempat-Mu.

            Inilah aku, yang kini telah beranjak dewasa. Memasuki setiap dosa yang sudah ada di depan mata. Tanpa pernah memikirkan dosa yang sudah di tetapkan oleh-Mu. Inilah mereka, seluruh ciptaan-Mu yang menggelantarkan begitu banyak dosa di alam sementara ini. Pendasarannya sederhana, bersiklus masa kecil dengan mempelajari setiap celotehan, lalu beranjak remaja dengan mengumpulkan banyak materi untuk memasuki setiap kejadian buruk di keadaaan dewasa, tahap pendewasaan muncul ketika dia mempunyai suatu keluarga kecil dan memperbaiki setiap perilakunya karena tersadar umurnya tidak akan bertahan lama lagi. Suatu bentuk siklus hidup yang begitu amat sederhana.

            Jika kau lebih memilih untuk berdiri di atas kobaran api yang begitu panas, lakukanlah apa yang kamu mau tanpa memperkenalkan Tuhan-Mu seperti apa. Jika kau memang lebih memilih untuk berdiri di temani oleh bidadari ciptaan-Nya yang begitu sulit untuk di gambarkan kecantikannya, pijaklah setiap langkahmu di bumi dengan keadaan positif, bayangkan setiap nalarmu bekerja tanpa memandang apapun yang buruk. Pijakanmu di bumi hanya berjalan sementara, pijakanmu yang benar-benar melampaui penderitaanmu hanya di alam akhirat.

Minggu, 12 Mei 2013

Selamat Ulang Tahun Bapake

HAPPY BIRTHDAY PAPAH !!!





           Ini tahun ke-53 nya bokap gue bertambah umurnya. semakin tua kenapa yang gue fikirin dia nambah gaul ya? dari mulai koleksi sepatu boots nya, sampai baju-baju gaulnya. Ini gak adil dan gak logis banget, seharusnya gue yang lebih gaul dari pada bokap. Terlepas dari itu semua bokap gue yang paling asik, bisa di ajak curhat, bisa di ajak hang out, dan yang paling terpenting bisa di pinjemin baju-baju gaulnya.

          Gue sangat beruntung banget terlahir di dunia ini mempunyai sesosok Bapak seperti beliau, entah karena keberuntungan atau tidak bagi gue. Sifat beliau yang sangat peduli sekali terhadap anak, walaupun marah itupun untuk kebaikan gue. Beliau adalah salah satu inspirasi dan penyemangat bagi kehidupan gue.

          Untuk di tahun yang ke 53 ini maaf banget cuma ngasih kado yang gak sebanding dengan pengorbananMU Pah, yang terpenting anak-anakmu ini tidak lupa akan kewajiban nya sebagai pelajar yang nanti akan membahagiakanMU kelak.

KAMI SAYANGMU PAH !!!!