Ketika mata yang enggan untuk
melepaskan dari kegelapannya. Ketika lapisan busa yang terkesan sengaja
melapisi tubuhku dengan penuh kenyamanan. Ketika pergerakan tubuh ini yang
mampu memutarkan tulang demi tulang untuk di bunyikan. Entah.... pagi ini
sungguh terkesan aneh, kulihat dari sudut kecil jendela sinar mentari enggan
melukiskan cahaya kuning yang biasa terpancar. Terlebih dengan
ketidakhadirannya suara ayam yang berkokok merdu dengan nada do-re-mi-fa nya. Cukup
aku merenggangkan seluruh tulang-tulangku. Mulailah aku bergegas untuk menuntut
sebuah matahari untuk keluar dari persembunyiannya.
“Kemana kau wahai pemberi cahaya?”, tanyaku
dengan penuh perhatian.
“Ini sudah jam biasamu untuk
menerangi kehidupan”.
Kulihat para keindahan bunga sudah
melampaui batas kesedihannya, mereka ingin menyuarakan hak kehidupannya seterpa
Ia harus menghirup penyinaranmu. Lihatlah bunga mawar itu, Ia seperti memberi pertanda
akan menggambarkan sebuah kronologi kematiannya, dengan kelayuannya yang hampir
tidak menyerupai keindahan seperti biasanya.
Dengarlah…. Kehidupan di pijakan
bumi ini sebagian kecil berunsur dari penyinaranmu. Aku tahu terkadang atau
banyak manusia yang enggan untuk melihat kau muncul di langit yang sangat luas
ini, tapi yakin dan percayalah, engkau masih beribu sangat di perlukan untuk kurindukan
di sepanjang engkau membulatkan cahayamu. Lihatlah mereka yang acuh
meniadakanmu, dia seperti meliburkan daya keringat di sepanjang harinya.
“Apa engkau masih bersikeras untuk
tidak muncul wahai penerang?”.
Aku tahu semua kembali pada sosok
sang pencipta, tentang kemunculan dirimu atau tentang persembunyianmu secara
sementara ini. Memang Tuhan yang mampu menggenggam semua perkendalian dirimu,
bahkan Tuhan yang mampu membuat bumi bisa menjadi persegi panjang. Di balik
semua itu aku dan mereka semua merindukan sosok penerangmu. Sosok kepanasanmu
yang melebihi sosok pemanas air di pembulatan energi. Dan aku ingin saat aku membuka mata di esok
hari nanti, ada cahaya kuning yang muncul melewati celah jendelaku. Saat itulah
aku ingin mengibarkan badanku untuk bersetubuh dengan kehangatanmu.
Cepatlah kau kembali MATAHARI
Aku dan mereka merindukanmu………
Tidak ada komentar:
Posting Komentar