Mengapa
garis bibir ini bergemetar riuh rantah
Ketika
seseorang yang pertama aku lihat senyumnya adalah
Ibu..........
Dari
mana aku bisa melihat bumi, tanpa perjuangan darimu
Sebab,
goresan tangan ini belum bisa membesarkan namamu
Saat
raga ini menunjukkan kelelahan, nalurimu bersikeras menunjukan kepedulian
Kapan
massa itu akan tiba?
Dimana
hanya keberhasilan yang aku raih hanya untukmu
Secarcik selimut yang menebalkan
kehangatan di malam hari,
Petuah kebangkitan dari sikap kefrustasian
dalam hari yang sulit,
Dekapan ketenangan yang hanya ada
satu dalam dunia,
Entah
aku yang bodoh atau tak peka dalam lingkup yang sedehana itu
Aku
seakan melunakkan jejak ini
Di
dalam setiap pijak terkadang aku melupakanmu,
Di
tiap nafas yang aku resap bahkan engkaulah nyawa yang tak terhenti berucap
Ajarkan
aku pada rasa yang melekat erat dengan alam dan akhirat
Seperti
pohon yang hanya berdiam tinggi namun memberi nafas bagi penikmat bumi
Ibu...............
Selagi
nafasmu masih bekerja dengan baik,
Rasanya
aku tak ingin melepas pengerat rasa cintaku padamu
Bahkan harus menggantikan organku
yang masih utuh untukmu
Selamanya
engkau yang hanya peduli tentang diri ini
Selamanya
engkau yang hanya mengetahui alur air mata ini mengapa tercipta
Selamanya
engkau yang hanya mengerti tentang perbuatanku salah atau benar
Cause
forever you the one and only, you’re everything to me!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar