Untuk sebuah nama yang
mengukir tanpa sedikit celah di pemikiran. Maaf telah meminjam wujud perasaan
yang mungkin telah terselip di antara nama-nama mereka yang sudah siap untuk di
nomor satukan. Bagaimana aku bisa mendapatkan jarak yang terpisah ini, sementara
rasa tentang kepekaan dirimu mungkin belum bisa kamu rasakan. Atau kecerobohan
pemikiran-pemikiran bodoh ini, yang masih menjadi pertanyaan besar tentang
kesendirian di tiap hari.
Terima kasih untuk
dirimu yang telah melengkapi cinta yang baru terlahir ini. Tanpa penjelasan
apapun, seakan mulut ini membungkamkan bibir yang ingin berkata bahwa
kehadiranmu mampu menaklukan sunyi menjadi kemerlap cinta di antara pelatar
bayang. Meski perasa ini belum mampu menjadi hal yang luar biasa, raga ini
seakan menjawab dekapan tubuhmu mampu merapatkan semua jari-jariku tepat di
atas jari-jarimu.
Andai kita bisa
menciptakan dunia sendiri dalam imajinasi yang sering kita buat tanpa awalan
yang jelas, mungkin aku dan kamu adalah alasan bagaimana matahari tidak bosan-bosannya
menyinari kehangatan di pagi hari.
“Hey kamu... sudahkah kamu merasakan kepekaan dari
putaran kenangan yang sering tercipta?”
Bolehkah
aku untuk memulai, atau bagaimanakah
rasa yang sering hati degupkan ini bisa menjadi cinta yang sangat luar biasa.
Lalu, mengapa kini engkau masuk dalam hati kecil ini sebagai cinta baru yang
terlahir sempurna? Adakah kamu mempelajari setiap gerakan kesedihanku, jika aku
sewaktu-waktu hanya benar-benar merasakan kesendirian.
Cinta
dalam imajinasi. Seperti kelahiran seekor katak yang banyak memakan proses.
Meski dalam waktu yang lama, ku harap cinta yang baru terlahir ini adalah cinta
yang tidak akan ada berakhirnya. Aku begitu lelah, ketika cinta di pertemukan
namun akhirnya di pisahkan. Pemikir ini begitu jenuh, ketika cinta yang di
lahirkan namun berakhir dalam sekejap mata.
Jangan
berharap cinta yang mengerti kita. Harapkanlah rasa yang sudah kita persiapkan
ini sebagai dasar darimana kita melahirkan sebuah cinta. Cinta tidak akan
pernah mengerti, kita yang menentukan cinta. Ciptakanlah cinta dalam imajinasi,
bukan dalam kenyataan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar