Rabu, 30 Oktober 2013

Anak Peri (Gelandangan)

Bagaimana cara jumlah kuadrat mereka bertumbuh di tiap harinya
Betapa berseraknya rintihan doa yang tercipta dari garis tepi
Terlebih menuaikan harapan yang memudar tanpa wujud perelasi
Inilah kesungguhan negeriku
Di balik penguasa asa,
Terselip kerumunan anak peri yang ingin terbang tinggi
Sampai kapan mereka terus menetas deras
Jungkitkan pendobrak kebesaran hati
Sumpahkan nurani diam yang berujung pengandaian periang
Kesungguhan senyum mereka, pun dengan arwah penanggung mimpi
Bagian yang akan di nikmati bagi pemisah waktu kelak
Di antara gubuk yang terus memudar
Dan selang penikmat rasa pembangkit yang terus menggebu
Aku meyakinkan harapan mereka yang di bulatkan akan menjadi pemicu
Teruskan analogi kalian yang mengakarkan gelombang positif
Bagian yang akan menghinakan para penguasa asa
Jadilah sebuah bintang kecil,
Melintas deras dengan penuh keyakinan
Dengan perubahan wujud menjadi bintang besar yang akan menerpa pijakan masa depan

Rabu, 23 Oktober 2013

Tunduklah Kau Koruptor



Hukum kuasa telah beradu
Malaikat ramah bermetamorfosa dengan penguasa logika
Landasan pemikir mana sanggup mencerdaskan naruni pengampunan
Dimana letak pembisik para durjana pembangkit bangsa?
Di antara gorong-gorong petang,
Aku adalah pengharap negeri terang dalam gelap
Campuri dosa dengan nada muka palsumu duhai koruptor!
Sampai dimana engkau memalukan titisan keturunanmu
Akuilah perbudakanmu dalam cerminan diri
Pijakkan dalam setiap kelonggaran sel-sel positifmu bahkan telah memudar
Andai penuaan pemikiran dapat segera di percepat,
Mungkin bingkai bangsa menyerupai keindahan
Sadarkanlah para penyodok harta, kaula muda!
Waktumu adalah selamanya mengarkarkan kepercayaan
Merekalah hanya sebuah permasalahan kecil
Sodorkanlah keberanian kita, pemuda bangsa!





Selasa, 22 Oktober 2013

Harga Mati! INDONESIA


Ketika senja mengatakan kesanggupan menyanggupi hari
Parameter sendu yang melekat erat di awal hari
Tersanggup menati nalar yang berawal ketat dengan nasihat
Engkau… para kuasa kuat yang mampu menciptakan bangsa
Sampai hati tak bisa meringkas kenangan besar yang kau buat
Kendati aku hanya titik di balik banyak titik kesempurnaan,
Sebuah harga matiku mengakarkan harapan Indonesia yang terus berjulang
Teruntuk kalian… para pecandu dunia yang bersikeras memaksa kehendak diri
Mudahkah kalian membingkai bangsa dalam lingkar kemajuan?
Dasarkan filosofi dalam setiap langkah
Tuntutlah para roh kuasa kuat dalam raga utuh yang kalian miliki
Harmonikan nada perjuangan dalam setiap keadaan
Bungkus semua dasar yang mendasari perbudakan di bangsa ini
Bukannya aku dan kalian para penikmat bangsa untuk sekarang?
Tidak… Indonesia bukanlah dasar dari penikmat kehayatian
Kita semua adalah proses dari pekerja penyelaras bangsa
Kelopakan mawar pada satu sisi, temukan kewangian lebih yang tertutup
Lihat… bangsa kita mempunyai banyak sisi untuk hidup
Warna bahasa yang memayoritaskan kita menjadi paguyuban terbuka
Letakkan cermin pada setiap dinding yang akan kita hadapkan
Ajukan bahwa kita yang seharusnya menjadi kuasa kuat pada re-generasi ini
Terkutuklah para pemikir logika dan pengkritik negeri
Kicauan mu bak air tanpa rasa
Kini selipkan setiap langkah pada rotasi penyemangat
Hey pemuda!
Lencanakan pakaian kalian yang seharusnya kalian pakai
Bergeraklah pada setiap bidang menyerumput rindang
Engkaulah milik bangsa
Kuatkan pijakanmu dalam pemisalan sebuah individu yang utuh
Jika kau ingin meledak pasca molotov yang ingin bekerja
Terapkanlah….
Pelit rasa mungkin tak pernah ku beri,
Sajak rindu yang selalu menggebu bila tidak menapak pada tanah ini
Demi toleransiku yang akan ku buat sendiri,
Akan ku buat engkau memewahkan setiap kekayaan yang kau punya
Dan demi nyawa yang menghembuskan nafas di tiap hariku,
Sebuah cinta yang tidak pernah putus akan aku persembahkan




Jumat, 04 Oktober 2013

Jarak menjadi faktor dalam Persahabatan.....

Ini bahkan tidak ku percaya sama sekali, menuntut kesenangan yang terus mengelilingi kesendirianku saat bersama kalian. Aku adalah contoh dari beribu alasan manusia menemukan kenyamanan, pun bagiku yang merasa nyaman saat selalu bersama kalian.

Persahabatan…

Apa kalian mendasari anonim kerinduan ketika jarak kini menjadi penghalang? Tuhan berkata lain saat pemanas rasa ketoleransian kita sudah saling bermunculan di antara masing-masing, aku menyayangi kalian, tidak bagi jarak yang harus menelantarkan rasa yang berserakan ini.

Aku masih mengingat semua kenangan kita, ke ikut sertaan massa yang menjadi tolak pemikiranku. Jika aku memenggal nada kerinduan di balik pemusatan tersudut, apa kalian ikut merasakannya pula? Ku harap begitu. Media apakah yang bisa memutar balikan semua kebersamaan kita? Dengan simulasi pertemanan yang ku jalani sekarang, rasanya tidak cukup menggantikan kehadiran kalian dengan mereka.

Ini jalanku dan jalan kalian, meski jarak adalah faktor yang paling jahat menanam bibit pengrusakan rasa, aku akan mengalahkannya. Aku percaya kalian pun akan meniadakan waktu luang menjadi pertemuan indah kita kelak. Sebab khayalan imajinasiku selalu bekerja sama dengan baik dengan hati, tentu pemikiran masa lalu tidak bisa cepat di lupakan.

Tangisan, kegembiraan, letupan emosi, letupan keinginan dan cita-cita yang sering kita celotehkan bersama, bahkan nalar kalian yang tega merasuki tubuh saat kita tidak bersama kalian, kini rasanya sulit merasakan itu semua. Mengingat jarak lagi-lagi yang dengan jahat merauk semua rasa kita.

Tuhan…. Jadikan kami menjadi rasa yang satu untuk selamanya. Jangan mainkan perenkarnasian kejadian di setiap kami lupa satu dengan yang lainnya. Sebab kami hanya manusia yang mengartikan persahabatan adalah landasan kami mengepak bumi dengan keceriaan. Aku tidak akan mengecewakan mereka dengan perbuatanku, demi tinta yang berjejak hitam, akan ku putihkan dengan selembar kain dari dasar hati ini, demi angin yang menghempas pepohonan, akan ku kokohkan akar di dalamnya, dan demi pantai yang tak tahu ujungnya, akan ku bawakan kalian penyelaman mimpi sebagai dasar dari perwujudan.

Aku menyayangi kalian dimana pun waktu memberdayakan aku melupakan kalian dalam sekejap.

- @ferdyrobiyanto