Rabu, 16 Januari 2013

Cinta Dalam Diam


Jenuh mungkin sudah terasa dalam pikiran, aku selalu melayangkan sebuah harapan untuk nya disana, agar dia dapat medengar dengan lirih tanpa melewati suara. Ya disana… sosok permaisuri yang aku anggap tidak sempurna, namun titik kesempurnaanya terletak pada perilakunya. Aku hanya mencintai dalam diam, diam yang aku anggap memang pantas karna mencintaimu dalam diam sudah cukup bagiku, terkadang mencintaimu dalam diam seperti tetesan besi panas yang menyentuh kulit. Tanpa mempertemukan, aku sudah bisa merasakan. Tanpa khayalan, kau selalu terbang dalam benak. Dan tanpa suara, aku sejenak bernaung dalam angan untuk bisa merasakan kicauan merdumu.

Kesendiran yang membuat tempatmu layak di sampingku, bukankah setiap manusia memang di ciptakan untuk menjalin kasih? Ada berjuta kenangan yang pasti akan tercipta indah bila sejoli memadu kasih. Kini aku mulai bercemin dalam hati, apa aku layak jika harapan yang aku layangkan tanpa suara itu memasuki ruang kesendirian mu? Apa aku sanggup menjadi harapan besarmu tanpa harus kau mengetahui kelemahanku? Dan apa aku sanggup menjadi doamu di setiap kau melangkah?

Disini…. Memang tempatku untuk melihatmu dalam hari. Detik – detik waktu setiap ku pejamkan mata ini untuk menjadi sebuah jalan penyatuan hati kita yang berbeda. Setidaknya mencintaimu dalam diam akan terlihat lebih indah jika kau mengetahuinya. Aku tidak pernah tau sampai kapan kisah ini akan terjadi, waktu yang akan menjawab di dalam doaku dan doamu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar